Stasiun Gubeng, Surabaya – Kamis 27 September, Saya tidak sengaja bertemu simbah (seorang nenek yang saya temui) sedang menyantap nasi bungkus beralas daun pisang dan kertas minyak di ruang tunggu (luar) stasiun Gubeng.
Simbah yang bertepat tinggal di Waru, Surabaya tetapi sehari-hari berjalan kain di sekitar stasiun Gubeng, bermalam di stasiun Gubeng dan pulang ke rumahnya setiap satu minggu sekali menggunakan angkotan kota (lyn).
Sehat terus ya mbah, semoga kita bertemu dan ngobrol lagi dilain waktu, di ruang tunggu stasiun Gubeng, Surabaya. Dan tentu simbah juga harus coba yang namanya Suroboyo Bus seperti aku ... hehe
Begitu ramahnya simbah menyapa saya dengan kalimat, ”Monggo dhahar, Nak (Mari makan, Nak). Kemudian saya membalas keramahan tersebut dengan kalimat, ”Ingih mbah, monggo sekecaaken” (iya mbah, silakan dinikmati). "Kulo Sampun dhahar" (saya sudah makan).
Saya begitu menikmati obrolan malam kemarin hingga saya lupa bertanya siap namanya. Simbah bercerita tentang rutinitas sehari-hari sebagai penjual kain (malam itu diperlihatkan isi tasnya berupa barang jualan sajadah dan beberapa rok bawahan wanita).
Melanjutkan obrolan, simbah bertanya pada saya, ”Nak, Sampeyan teng Suroboyo ajenge teng pundi?”. (Nak, kamu di Surabaya mau kemana?). Begitu fasih kata-katanya menggunakan bahasa jawa krama inggil.
Saya menjelaskan maksud kedatangan saya kali ini ke Surabaya untuk mencoba Suroboyo Bus, Transportasi Masa Kini Khas Surabaya yang membuat saya penasaran. Keliling Surabaya hanya dengan modal sampah. Keren banget dah inovasi mengurangi beredarnya sampah plastik yang di buat Dinas Perhubungan Kota Surabaya ini. Good job! Menyebabkan saya ingin memiliki bus seperti ini di kota tempat tinggal saya.. ((semoga))
#Persiapan Buat naik Suroboyo Bus: Botol bekas Sisa air minum yang saya beli di Stasiun Gubeng, Mas Joe (teman saya) dan Air mineral yang disediakan penginapan
#Persiapan Buat naik Suroboyo Bus: Kalau saya, menggunakan 10 gelas air mineral. Oh iya, gelas-gelas yang saya bawa ini dalam kondisi bersih ya (tidak perlu dicuci, tapi kondisi bersih)
Loh terus piye, Nak (*bayarnya)? Sambil membuka smartphone saya menunjukkan gambar-gambar yang ada diinstagram @suroboyobus sambil memberi penjelasan kepada simbah sesuai dengan poin-poin informasi yang sudah saya ketahui.
Dengan kemampuan bahasa Jawa krama inggil yang tidak begitu lancar dan terlihat kaku, meski demikian saya tetap berusaha mengenalkan Suroboyo Bus kepada simbah. Dari belum tau menjadi tau bahwa di Surabaya ini ada yang lagi kekinian namanya Suroboyo Bus.
Memang sepertinya saya curang. Menjawab pertanyaan dari simbah dengan vocabbulary (kosakata) krama inggil seadanya, padahal tidak dengan simbah yang 'always' menggunakan bahasa jawa halus.
Tak jarang dalam percakapan saya menyisipkan kalimat bahasa Indonesia sebagai bantuan. Curang kan?
OHALOOO, Arek-arek Suroboyo atau teman-teman yang pernah ke Surabaya sudah pernah coba keliling Surabaya dengan Suroboyo bus belum? Kok belum sih, aku aja dari luar kota sudah naik Suroboyo Bus loh .... Hehe
Btw, Saya tertarik mencoba Suroboyo Bus itu sejak saya melihat-lihat foto di Instagram @suroboyobus. Suroboyo Bus kok Instagramable ya, kayak di luar negeri ...
Akhirnya keturutan juga foto dengan background Suroboyo Bus ... No pict Hoax yaaa .. :p
Pesona Masa Kini dari Suroboyo bus terlihat dari warna merah yang tampak mewah, nyaman dan memberi kesan kekinian. Tidak hanya ekspektasi tapi memang faktanya seperti itu setelah saya masuk kedalam transportasi umum yang satu ini. Eh satu lagi, helpernya ramah banget.
Untuk bisa naik Suroboyo bus teman-teman cukup membawa 3 botol plastik ukuran besar, 5 botol plastik ukuran tanggung atau 10 gelas air mineral. Tinggal pilih sampah yang mana, maka penumpang bebas menikmati keliling kota Surabaya selama 2 jam.
Sampah yang sudah disiapkan bisa dibawa langsung saat naik Suroboyo Bus. Nantinya di depan pintu ada tong sampah yang sebagai tempat menampung sampah plastik yang penumpang bawa dan ditukarkan dengan tiket.
Pilihan lain dengan sistem sticker atau kartu setor sampah. Bedanya, penumpang dapat menukarkan sampah yang sudah dikumpulkan menuju Bank Sampah dan kemudian ditukarkan dengan sticker tersebut.
(nb: karena saya hanya berbekal 10 gelas air mineral jadi saya tidak punya sticker dan kartu ini ya gaes)
Bisa dibilang, ini koleksi tiket yang bisa kita gunakan sewaktu-waktu. Selain terminal Purabaya (Bungurasih), Bank sampah atau dropbox ini juga tersebar di halte tertentu. Nah, kalo sudah digunakan, sticker merah itu bakalan dijepret (diplong) atau nama lainnya dilubangi sama petugas.
Saya begitu nyaman menikmati sudut-sudut kota Surabaya dengan adanya desain kaca yang ((sangat)) lebar. Jadi foto-foto atau record video dari dalam Suroboyo Bus sangat mendukung.
Kaca-kaca terlihat bersih dan kinclong sehingga tidak menganggu pandangan atau lensa kamera saat menangkap gambar dan merekam video. Ramah banget buat hape saya yang kamerannya aja emang dasarnya agak burem. Hehe
Kaca-kaca terlihat bersih dan kinclong sehingga tidak menganggu pandangan atau lensa kamera saat menangkap gambar dan merekam video. Ramah banget buat hape saya yang kamerannya aja emang dasarnya agak burem. Hehe
Soal keamanan juga terjamin kok. Coba lihat sticker warna kuning yang tertempel di kaca itu. Suroboyo Bus dilengkap dengan kamera CCTV sejumlah 12 unit di dalam bus, 3 kamera CCTV dibagian luar. Dan cctv ini langsung terhubung dengan Surabaya Intelligent Urban Transport System.
Jadi saat masuk Suroboyo bus, jangan lupa (wajib) baca semua sticker yang tertempel di kaca atau bagian trtentu pada Surabaya Bus. Yes, karena ada beberapa larangan yang harus dipenuhi dalam rangka menjaga kemanan dan kenyamanan bersama saat berada di dalam bus. Salah satunya dilarang merokok di dalam bus ya!
Dimensi bus nya gagah banget. Padahal yang saya tumpangi ini yang satu tingkat loh, bukan tumpuk. Memiliki lebar kira-kira 2,4 meter dengan panjang 12 meter saya merasa cukup lega.
Tinggi pintu masuk juga didesain low entry (tinggi pintu masukyang lebih rendah) dan ketinggian pintu sejajar dengan pedesterian. Ketika penumpang turun (didahulukan ya) kemudian baru penumpang boleh naik.
Mas-mas helper juga siaga membantu setiap penumpang naik atau turut bus. Yaiyalah, kan namanya aja helper. Iya sih, tapi saya amati pelayanannya saya kasih bintang 5. Tapi untuk aplikasi di palystore yang sebelumnya saya coba install di hape kok tidak bisa ya...
Problem saya, ketika buka apps tiba-tiba blue screen. Sedangkan problem di hape teman saya yang kebetulan juga install apps, halte terdekat tidak bisa ditampilkan. Jadi kemarin itu, kami mencari halte terdekat dengan bantuan google maps. Semoga segera diperbaiki untuk apps nya ya kak :)
Apalagi ada gantungan buat tangan ((apa ya ini bahasa kerennya)) dibagian tengahnya yang berderet-deret. Teman-teman disabilitas juga memperoleh hak yang sama kok, mereka akan difasilitasi dengan baik.
Ditambah lagi di dekat pintu ada tombol untuk memberi kode helper jika memerlukan bantuan. Tidak termasuk bantuan ekonomi dan masalah asmara ya kak :p
Meskipun sebenarnya diperuntukkan untuk penumpang berdiri tapi 'oke banget' bisa sebagai pegangan spontan kalo sewaktu-waktu terjadi goyangan akibat bus berbelok ((biasanya sih). Yang sendirian ((jomblo)) boleh juga kok pegangan pake itu dulu...Haha
***
Jangan sampai salah duduk gais. Karena posisi bangku menentukan prestasi. Eh, bukan-bukan. Maksudnya masing-masing bangku dengan warnanya masing-masing memiliki berlainan pengguna.
Antara penumpang sehat, penyandang difabel, lansia,ibu hamil, area khusus wanita dan area khusus pria. Untuk bus satu tingkat yang saya tumpangi kemarin, kapasitas max. 67 orang.
So, buat mbak-mbak jangan khawatir ya, meskipun transportasi umum tapi keamanan dan kenyamanan terjaga. Ayo dukung gerakan pemerintah daerah Surabaya untuk gerakan positif ini. Yo..yo..ayo..yo ...ayo..
Begitu juga, Suroboyo bus beroperasi dari pagi (06.00 WIB)- Malam (22.00 WIB). Alternatif buat warga Surabaya dan teman-teman yang lagi beraktifitas dimalam hari atau sekedar main di Surabaya untuk keliling Surabaya tapi keamanan dan kenyaman terjaga. Dompet juga terjaga juga sih, lhawong kita nggak keluar duit. Kan bayarnya pakai sampah botol plastik. Hehe..
Kenapa judulnya 30 menit berada di dalam 'Suroboyo Bus'? Iya, waktunya mepet banget dengan jadwal kereta api pulang ke Jember. Jadi ya tidak enaknya sedikit terburu-buru.
Padahal masih pengen lihat dan merasakan Suroboyo Bus yang Tingkat itu. Belum lagi pengen ketemu dan foto bareng sama mbak-mbak helper yang kulihat diinstagram itu (juga belum ketemu). Pokoknya kalau next time ke Surabaya saya harus naik Suroboyo Bus lagi (Suroboyo Bus tingkat). Harus! See you next time yee mbaa helper ...
Regards,
Pemuda sedikit akal, banyak rindunya ...
Next time kita harus jajal sing tumpuk yah wak haha
BalasHapusWah ada temenya toh, bisa saling bagi bagi ilmu nih, saya gak ada huhuhuh
BalasHapushuauuuu keren bisa foto sama suroboyo bus mas.... pengin pisan aku lah, mbayar sampah kan... keren pokok wes, #DuniaFaisol
BalasHapus