Belum usai menceritakan pengalaman dan keseruan saya ketika mengikuti webinar pertama, kali ini saya juga akan berbagi pengalaman mengenai keikutsertaan dalam webinar hari kedua yang diadakan oleh PT. Pegadaian Persero dalam rangka merayakan Bulan Inklusi Keuangan Tahun 2021. Acara ini terselenggara tepat satu hari setelah webinar pertama yang saya ikut, yaitu pada tanggal 28 Oktober 2021. Pelaksanaan dan konsep acarapun sama, sama-sama seru dan ramai akan antusiasme peserta yang hadir mengikuti serangkaian acara virtual. Tidak main-main bahkan hingga mencapai hampir 5000 peserta. Luar biasa memang! Betapa tergambarkannya orang-orang saat ini ingin melek finansial.
Meskipun serangkaian acara serupa dengan menghadirkan sejumlah pembicara, namun acara virtual yang diselenggrakan mulai dari pukul 14.00-16.00 WIB ini mengusung tema perbincangan yang berbeda. Tema yang diusung kali ini tidak kalah spesial dan membuat berkesan,"Disabilitas berkarya, Indonesia Berdaya".
Tidak menyangka, webinar hari kedua ini menghadirkan sosok-sosok inspiratif dari kalangan sahabat disabilitas. Mereka memberikan argumen terhdapan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan terkait dengan keuangan. Sosok-sosok inilah juga yang merupakan sahabat disabilitas yang berada dilingkup/bagian dari PT.Pegadaian Persero.
Video pembuka dari sahabat disabilitas yang berisi mengenai pendapat mereka tentang merdeka finansial, cara mereka mencapai kemandirian finansial, dan harapan-harapan mereka sebagai sahabat disabilitas. Tema webinar inipun diambil sebagai bentuk menumbuhkan mindset bahwa keterbatasan yang sahabat disabilitas hadapi, saat ini sudah tidak membatasi mereka untuk berkarya ataupun bekerja.
Pelayanan, fasilitas digital dan sarana prasarana yang mendukung sahabat disabilitaspun semakin digalakkan. Melalui acara virtual ini diharapkan bisa memberi dukungan dan menanamkan mindset semangat akan peluang disabilitas. Sharing session bagaimana cara membentuk mindset percaya diri yang merupakan bagian dari pengalaman pribadi ini kemudian disampikan oleh Nicky Claraentia Pratiwi (Disability women preneur). Sedikit bercerita tentang background sosok inspiratif satu ini, beliau merupakan penyandang disabilitas (tuna daksa) yang juga kerap membantu para penyandang disabilitas lainnya untuk hidup mandiri.
Perempuan yang sebelumnya sempat bekerja di perusahaan multinasional ini harus merelakan salah satu kakinya diamputasi saat usianya 1 tahun. Tapi lihatlah kini, beliau merupakan co-founder dari sebuah usaha "tenoon id". Sebuah usaha yang begitu hebat karena bisa mempekerjakan kaum marjinal dan difabel di Indonesia Timur. Berlanjut, beliau juga membuat sebuah wadah atau platform bernama berdayabareng.com yang berfokus pada pemberdayaan disabilitas guna menciptakan disabilitas yang unggul.
Salah satu pernyataan yang sangat saya sukai saat beliau katakan yaitu "Disabilitas sebagai subjek bukan lagi objek yang tidak berdaya, dan mampu meningkatakan kapasitas dan kapabilitas". Disabilitas yang berdaya bisa menjadi wirausaha sesuai dengan kepemintan bidang. Dengan hadirnya sosok-sosok disabilitas yang berdaya inilah bisa menjadi panutan bagi disabilitas lainnya.
Para penyandang disabilitas harus menyingkirkan rasa dalam kesendirian karena saat ini sudah banyak sekali forum dan komunitas disablitas yang bisa ditemukan di sekitar.Dengan demikian harapannya bisa saling support satu sama lain. Hak-hak disabilitas dan non disabilitaspun sama. Apalagi saat ini banyak stakeholder yang sudah mendampingi disabilitas dalam banyak hal dan bentuk. Salah satunya yaitu karir. Sahabat disabilitaspun melalui PT. Pegadaian Persero bisa menjadi bagian (pegawai) dengan jenjang karir dan posisi yang telah disesuaikan.
Rangkulan hangat dari PT. Pegadaian Persero untuk sahabat disabilitas dalam ini sangat patut diapresiasi. Tidak sedikit sahabat disabilitas yang memiliki cita-cita tinggi untuk bisa menjadi pegawai dari sebuah perusahaan namun terkadang dari mindset mereka juga harapan ini seperti tidak bisa diwujudkan. Namun, peluang yang ditawarkan oleh pegadaian ini bisa menjadi pemacu semangat dan pemicu pola pikir yang lebih positif. Bahwa mereka, sahabat disabilitas juga bisa memiliki hak yang sama menjadi bagian dari sebuah perusahaan.
Tidak hanya sebatas itu saja, melalui pemaparan bapak Ridwan Arbiansyah (Direktur Sumber Daya Manusia PT. Pegadaian) menurut saya menjadi langkah jempolan, pasalnya PT. Pegadaian juga memperhatikan banyak aspek yang berkaitan dengan kebutuhan dan hak-hak sahabat disabilitas. Awareness, Acessibility, Support, Engagement. Monitoring pun dilakukan secara berkelanjutan.
Sebuah langkah bentuk dukungan dari berbagai aspek dilakukan oleh pegadaian. Hadirnya karyawan disabilitas ternyata turut membawa dampak positif untuk karyawan non disabilitas loh. Apakah anda tau? Ya. Kehadiran sahabat disabilitas ditengah-tengah pegawai non disabilitas secara tidak disadari akan memberi dampak menaikkan moral pekerja, meningkatkan produktifitas, diversity di tempat kerja, semakin satu rasa memberikan pelayanan baik bagi nasabah disabilitas hingga meningkatkan bisnis yang tentunya mengakomordir nasabah disabilitas.
Pada akhir pemaparannya, beliau juga menegaskan kembali bahwasannya dukungan penuh PT. Pegadaian akan dilakukan guna mendukung tercapainya disabilitas berdaya. Hal ini masih sejalan dengan visi dan misi yang diusungnya. Memperdayakan sahabat disabilitas agar dapat mandiri secara ekonomi serta memberikan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan disabilitas dan pasar tenaga kerja. Pelatihan dalam bentuk apa? Misalnya saja pelatihan digital marketing, sosial media admin dan Microsoft Office. Mantap!