RGu3u8BLriTwtLKTeinGPrfojNsvmeTyU6ah0e1k

Artificial Intelligence (AI) untuk UMKM: Saatnya Mengguncang Pasar dengan Kecerdasan Buatan

 

"Good bye and thank you. Walaupun ke depannya nama Men’s Republic sudah tidak ada lagi, tapi semoga setiap pasang sepatu Men’s Republic serta cerita perjalanan Men’s Republic mengingatkan teman – teman tentang sebuah spirit yaitu 'Berani Melangkah'," tulis diinstagram @mensrepublic.
Jantung saya berdebar, pikiran ini seakan tidak percaya. Masih sambil duduk kaget, bertanya-tanya didepan layar ponsel saat membaca kabar yang mengejutkan dari media sosial Instagram. Kabar, nasib UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) kesayangan, Men’s Republic, yang dengan terkesan mendadak menutup usahanya. Semua ini ada apa, Mas Yasa?

Selama bertahun-tahun, Men’s Republic telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan kita, termasuk saya. bukan hanya sebagai tempat berbelanja, tetapi juga sebagai simbol semangat dan dedikasi para pengusaha lokal. Mas Yasa Singgih, Founder brand lokal Men's Republic yang memperkenalkan kami anak muda pecinta fashion dengan sepatu pria brand lokal. Sebut saja sepatu brand local yang dibandrol dengan harga yang cukup ramah di kantong, sungguh kehadirannya dimuka publik menarik perhatian. Namun secara tiba-tiba, undur diri dari dari peradaban..


Dalam satu momen yang menyentak, keberlangsungan usaha yang telah diupayakan dengan susah payah hancur begitu saja, meninggalkan mereka dengan rasa kehilangan yang mendalam dan bertanya-tanya apa yang terjadi di balik panggung kebangkrutan yang mengejutkan ini.

Beralih di antara perasaan kecewa dan rasa ingin tahu, saya lagi-lagi tak bisa berhenti merenungkan apa yang mungkin menjadi penyebab dramatis dari kemunduran Men’s Republik. Men’s Republic bukanlah sekadar bisnis semata, melainkan simbol perjuangan UMKM lokal yang berjuang untuk tetap bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat. Kehadirannya bukan hanya tentang penjualan produk, tetapi juga menyatukan komunitas, mendukung produk lokal, dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

***
Sosok di balik Men’s Republic juga merupakan tokoh kharismatik yang dikenal dengan inovasi dan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas sekitar. Kabar ini sungguh memicu gelombang emosi yang tak terduga, sebagai penggemarnya sayapun tidak hanya sampai disitu untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Terbesit harapan, bagaimana masa depan Men’s Republic yang pernah menjadi kebanggaan sebagai produk local dapat dipulihkan.


Titik terangpun beberapa hari kemudian saya dapatkan. Sejelas-jelasnya alasan yang terjadi, Yasa Singgih selaku founder ungkapkan. Alasan usahanya Men’s Republic tutup operasi.

Mulai dari masalah cash flow yang tidak lancar, stok barang, logo, stok mati kebanyakan, tagihan mulai datang, cash menipis, uang operasional terganggu, marketing juga jadi pelan, hingga menyoal dampak pandemi COVID-19 tak luput ia ceritakan. Pengusaha muda yang pernah masuk daftar Top 30 Under 30 di Asia menurut majalah Forbes Indonesia itu seperti benar-benar bak telur diujung tanduk. Berada pada titik menggoyahkan hingga akhirnya mengambil keputusan terbaik untuk menutup bisnisnya.

***

Hal ini sejalan dengan Jurnal BPPK Volume 15 Nomor 1 Tahun 2022 Halaman 12-23 tentang KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI MASA PANDEMI: DUKUNGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, bahwasanya tidak dipungkiri pandemi Covid-19 membawa dampak bagi UMKM, baik dari segi masalah keuangan dan non keuangan. Sehingga Pendapatan UMKM selama Pandemi juga menjadi tantangan selanjutnya oleh banyak UMKM khususnya di Indonesia. Secara data sebagai berikut.


Masalah keuangan yang dihadapi oleh UKM sebagai akibatnya. Dampak Covid-19 adalah penurunan penghasilan. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bappenas tahun 2020, umumnya UMKM penurunan pendapatan yang signifikan dari 40 hingga 80%. Penghasilan berkurang diikuti dengan penurunan profit/margin laba didominasi oleh penurunan 40-89%.


Pada akhirnya, pandemi COVID-19 tidak hanya mengguncang sektor kesehatan tetapi juga sektor ekonomi. Hal ini tercermin dari penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun 2020 ke level negatif (-2,19%) dibandingkan akhir tahun 2019 sebelumnya sebesar 4,96% (BPS, 2021). Situasi ini tidak terlepas dari dampak pandemi COVID-19 terhadap sektor UMKM.

UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan penyokong utama perekonomian Indonesia. UMKM menjadi salah satu bentuk usaha yang mengalami goncangan paling hebat di masa pandemi COVID-19. Pandemi mengakibatkan pembatasan pergerakan yang menyebabkan penurunan ekonomi. 

Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi keberlangsungan UMKM yang mendominasi perekonomian dan lapangan kerja di Indonesia. Baik yang paling terasa pada sektor keuangan UMKM hingga masalah non keuangan.

Data ini sekaligus menjadi penguat, bahwasanya Covid-19 yang masuk Indonesia diawal tahun 2020 menjadi tantangan survive dan kokoh berdirinya UMKM. Dampak yang dirasakan Men’s Republic, Sepatu brand lokal tutup usaha.

***
Kini, Setelah melalui masa-masa sulit selama pandemi, terdapat harapan yang cerah bagi UMKM untuk bangkit dan pulih. UMKM Indonesia harus bangkit setelah pandemi karena peran mereka yang sangat vital dalam perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat. 

Karena UMKM membawa peran dalam kontribusi terhadap perekonomian, pemeliharaan keterampilan tradisional, pemerataan pendapatan, dukungan pada perekonomian local, inovasi dan kreativitas, mendorong wirausaha baru, hingga peningkatan ekspor.


Akhir-akhir ini telinga dibuat familiar dengan istilah AI, bukan? Pernah dengan istilah AI (Artificial Intelligence)?


UMKM menghadapi sejumlah tantangan dalam pasar yang kompetitif dan cepat berubah. UMKM yang tidak mampu memenuhi beberapa tantangan dalam pasar yang kompetitif dan cepat berubah kemungkinan besar akan menghadapi sejumlah masalah.

Risiko ini termasuk kesulitan bersaing dengan saingan yang lebih besar dan lebih tua, kurangnya modal untuk mengembangkan bisnis, kurangnya inovasi dalam produk dan layanan, manajemen rantai pasokan yang buruk, kurangnya pemahaman tentang permintaan, dan kurangnya dana kebutuhan konsumen, ketergantungan pada produk tertentu atau pasar, perubahan peraturan yang tidak dapat mengikuti, dan tantangan dalam mengadopsi teknologi terkini. 


Menghadapi tantangan-tantangan ini, UMKM perlu berinovasi, beradaptasi dengan cepat, dan menggunakan teknologi dan strategi bisnis yang tepat. Melibatkan diri dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan, bermitra dengan pihak terkait, dan fokus pada pengalaman pelanggan juga penting untuk berhasil dalam pasar yang kompetitif dan cepat berubah.

Untuk mengatasi risiko ini, UMKM harus proaktif, fleksibel, dan adaptif, sambil berinvestasi dalam riset pasar, mengembangkan strategi bisnis, dan menggunakan teknologi sebagai bagian dari upaya mereka untuk meningkatkan daya saing dan keterkaitan, terus beroperasi di pasar yang dinamis dan kompetitif. Seberapa adaptif teman-teman menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence) untuk saat ini? Apakah sudah mengetahuinya?


Kecerdasan Buatan atau dengan nama lain Artificial Intelligence/AI merupakan ilmu dalam bidang lingkup ilmu komputer yang dapat menciptakan sistem atau mesin yang mampu meniru kemampuan intelektual manusia. AI dapat memproses informasi, belajar dari data, mengenali pola, dan membuat keputusan berdasarkan masukan yang diberikan dengan pengembangan algoritma dan model komputasi yang diproses.

AI dapat diterapkan dalam berbagai bidang, apapun bidang pekerjaan dan aktivitas yang sedang kalian kerjakan. Penggunaan AI semakin meluas dan berperan penting dalam banyak aspek kehidupan manusia, membantu meningkatkan efisiensi, memberikan pengalaman pengguna yang menyenangkan, dan memberikan solusi inovatif bagi berbagai tantangan kompleks.

Benar, AI dapat digunakan dalam berbagai aspek bisnis UMKM dan memberikan manfaat yang signifikan. Berikut adalah beberapa contoh bagaimana AI dapat diterapkan dalam berbagai aspek bisnis UMKM.


Dengan memanfaatkan AI dalam berbagai aspek bisnis, UMKM dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan kepuasan pelanggan, mengoptimalkan operasi, dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi bisnis mereka. Penggunaan AI juga dapat membantu UMKM bersaing di pasar yang semakin kompetitif dan beradaptasi dengan perubahan tren dan kebutuhan pelanggan.


Peran AI (Artificial Intellegence) dalam sektor P2P lending (Peer-to-Peer lending) yang berhubungan dengan akses pembiayaan UMKM misalnya. P2P lending memainkan peran kunci dalam memberikan akses pembiayaan bagi UMKM yang sering kali kesulitan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan tradisional. 

Banyak UMKM tidak memenuhi persyaratan dari P2P lending dalam hal pembiayaan karena memberi mereka kesempatan untuk mendapatkan pinjaman UMKM tanpa jaminan dengan persyaratan yang lebih fleksibel. Kemudian dikenal lah sebuah istilah yang disebut Credit Skore atau Skor Kredit.

Penggunaan teknologi AI Credit Scoring dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh UMKM dengan mengadopsi teknologi AI Credit Scoring.


Dengan mengadopsi Teknologi AI Credit Scoring, UMKM dapat meningkatkan akses ke pembiayaan, mengoptimalkan proses kredit, dan menciptakan peluang pertumbuhan bisnis yang lebih baik. Namun, perlu diingat bahwa teknologi ini juga harus digunakan dengan bijaksana dan mempertimbangkan etika data serta privasi untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Skor kredit ini mencerminkan kelayakan kredit UMKM dan membantu lembaga keuangan dalam mengambil keputusan tentang persetujuan atau penolakan pinjaman. 

Proses Credit Scoring UMKM melibatkan langkah-langkah mengevaluasi kelayakan kredit UMKM dan berhubungan dengan data informasi keuangan, seperti laporan keuangan, neraca, laba rugi, arus kas, dan informasi lain yang relevan tentang pendapatan dan biaya operasional dan variable lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing perusahaan.

Credit Score UMKM memiliki beberapa tujuan penting dalam konteks keuangan dan bisnis. Beberapa tujuan dari Credit Scoring UMKM yaitu untuk evaluasi kelayakan kredit, penentuan suku bunga yang adil, pengurangan risiko kredit macet, peningkatan efisiensi proses pembiayaan, meningkatkan akses pembiayaan untuk UMKM, mendorong pertumbuhan bisnis, memberikan kepastian dan transparansi.

Dengan tujuan-tujuan ini, Skor kredit untuk UMKM membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil, meminimalkan risiko kredit, dan memberikan kesempatan bagi UMKM untuk berkembang dengan memperoleh pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. So, lembaga keuangan, termasuk bank, koperasi, perusahaan pembiayaan, dan lembaga pinjaman lainnya sangat membutuhkan AI Credit Scoring bukan?

Sebagai contoh, saya dapat memberikan gambaran umum tentang bagaimana Teknologi AI Credit Scoring dalam industri P2P lending dapat berfungsi dan potensial fitur yang mungkin dimiliki oleh platform seperti Amartha. Ini adalah contoh hipotetis untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana teknologi tersebut bekerja.

PT Amartha Mikro Fintek, sebagai pemegang lisensi P2P yang disahkan dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) merupakan bagian dari PT Amartha Nusantara Raya yang mengawasi seluruh kegiatan operasional Amartha. 

Produk dan layanan yang dimilikinya Produk Amartha Pinjaman Kelompok, Paylater, Pinjaman Modal Kerja, Pinjaman Multiguna, Microfinance Marketplace, Earn Premium, Agen Layanan Finansial, Loan Channeling, Embedded Lending, Embedded Investment, Credit Decision Engine. Sangat membantu UMKM, Akses permodalan mikro untuk UMKM pedesaan Bersama Amartha, semua bisa diwujudkan. 

Dari sinilah, Amartha juga meluncurkan Ascore.ai. Layanan Skoring Kredit Alternatif yang bisa digunakan oleh Individu dan Institusi. Ascore.ai Amartha dikembangkan sebagai alternatif skoring kredit yang dibangun di atas lebih dari 1 juta database mitra pengusaha ultra mikro Amartha selama tujuh tahun terakhir. 

Teknologi ini telah digunakan perusahaan-perusahaan/lembaga keuangan untuk pengukuran risiko dalam menyalurkan pinjaman bagi segmen yang belum terlayani atau underserved. Tentu dong, Model alternatif skoring kredit ini telah diregulasi OJK melalui beleid Inovasi Keuangan Digital (regulatory sandbox).

Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha menyampaikan, “Amartha melihat peluang yang sangat besar untuk mengkatalisis sektor ekonomi informal melalui teknologi. Sekitar 20 juta UMKM di Indonesia masih belum terlayani oleh layanan keuangan formal, karena profiling risikonya sulit diukur. Melalui teknologi Ascore.ai, berbagai sektor usaha maupun institusi dapat menggunakan layanan ini, dan berpeluang untuk memperluas jangkauan pasarnya ke pangsa pasar yang lebih masif, salah satunya sektor ekonomi informal”.

Hadir sebagai solusi. Dengan bantuan AI (Artificial Intelligence), Ascore.ai akan menghasilkan output berupa nilai risiko, penghitungan bunga pinjaman, pengolahan data, serta keputusan-keputusan yang berpengaruh pada bisnis (credit decisioning). Dampaknya, bisa mendorong lebih banyak bisnis untuk memahami pangsa pasarnya, serta memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih bijak.


AI dapat membantu UMKM meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengoptimalkan strategi pemasaran, serta memberikan wawasan bisnis yang lebih mendalam. Kecerdasan Buatan (AI) terang-terangan memberikan keuntungan besar untuk kemajuan UMKM.

Dengan memanfaatkan AI secara bijak, UMKM dapat meningkatkan daya saing, mengoptimalkan proses bisnis, dan memberikan pengalaman pelanggan yang unggul. AI membuka peluang baru dan memberikan solusi inovatif bagi berbagai tantangan yang dihadapi UMKM, sehingga dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan bagi bisnis mereka.

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) memberikan peluang besar bagi UMKM untuk berkembang dan menjadi lebih kompetitif di pasar yang semakin ketat. Dengan penerapan AI Indonesia dengan tepat, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan pengalaman pelanggan, mengoptimalkan strategi pemasaran, dan meramalkan permintaan dengan lebih akurat. 

Bagaimanapun, kesuksesan mengadopsi teknologi AI memerlukan perencanaan yang cermat dan komitmen untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian, UMKM dapat menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri dan berhasil mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Apalagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran krusial dalam perekonomian kita. Namun, tantangan-tantangan yang dihadapi UMKM tidak dapat diabaikan, terutama dalam menghadapi persaingan dengan bisnis besar dan cepatnya perubahan teknologi. Dalam era digital saat ini, pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) telah membuka peluang baru bagi UMKM untuk berkembang dan bersaing dengan lebih efektif dan optimis "menguncang pasar".



Sumber referensi : 
https://kumparan.com/millennial/brand-lokal-mens-republic-ucapkan-good-bye-founder-ungkap-alasan-tutup-operasi-1wwMjdrCZrb
https://www.bps.go.id/
https://amartha.com/blog/siaran-pers/amartha-luncurkan-ascore-ai-layanan-credit-decisioning-solution-untuk-akselerasi-bisnis-umkm/
amartha-luncurkan-ascore-ai-layanan-skoring-kredit-alternatif-untuk-individu-dan-institusi'
https://amartha.com/personal/pinjaman-kelompok/

Sumber gambar : Canva.com diolah oleh penulis.

Related Posts

Posting Komentar