Mencari lowongan kerja bisa menjadi tantangan besar bagi banyak orang, dan ada berbagai faktor yang dapat membuat proses ini terasa sulit dan melelahkan. Mulai dari persaingan ketat hingga kurangnya keterampilan yang relevan, banyak hal yang bisa menjadi penghalang bagi seseorang dalam menemukan pekerjaan yang sesuai.
Salah satu alasan utama mengapa mencari pekerjaan itu sulit adalah tingginya persaingan di pasar kerja. Dengan semakin banyaknya lulusan baru setiap tahun dan banyaknya orang yang mencari pekerjaan karena perubahan karir, perusahaan menerima ratusan hingga ribuan lamaran untuk setiap posisi yang tersedia. Akibatnya, peluang seseorang untuk dipilih bisa menjadi sangat kecil, terutama jika posisi tersebut berada di sektor yang sangat kompetitif seperti teknologi, keuangan, atau pemasaran.
Faktor yang mempengaruhi persaingan, diantaranya adalah banyak pelamar yang memiliki latar belakang pendidikan yang sama dan pengalaman kerja yang sejenis, sehingga sulit untuk menonjol di antara pelamar lain. Ada pula persaingan dari pencari kerja yang berasal dari luar negeri di beberapa industri.
Selain karena alasan tingginya persaingan kerja, ada beberapa alasan lainnya yang membuat banyak pencari kerja kesulitan mendapatkan pekerjaan, yaitu :
1. Kurangnya Pengalaman atau Keterampilan yang Sesuai
Banyak pencari kerja menghadapi kesulitan karena mereka tidak memiliki pengalaman kerja yang cukup atau keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Di dunia kerja modern, beberapa keterampilan teknis atau spesifik sangat diminati, seperti kemampuan coding, manajemen data, pemasaran digital, atau kemampuan berbahasa asing. Jika pencari kerja tidak memiliki keterampilan ini, mereka mungkin merasa sulit bersaing dengan kandidat yang lebih siap.
Faktor yang mempengaruhi bisa berasal dari pekerjaan semakin memerlukan keterampilan yang lebih teknis atau spesifik, kurangnya pelatihan yang relevan atau pengalaman praktis yang sesuai dengan posisi yang dilamar. Bahkan, beberapa perusahaan lebih memilih kandidat yang sudah memiliki pengalaman kerja di industri yang sama, sehingga menyulitkan pencari kerja yang baru.
2. Proses Perekrutan yang Kompleks
Proses perekrutan di banyak perusahaan bisa sangat panjang dan rumit, dengan banyak tahapan seleksi yang harus dilalui. Mulai dari seleksi awal CV, tes keterampilan, wawancara telepon, hingga wawancara tatap muka dan tes psikologi. Banyaknya tahapan ini bisa membuat pencari kerja merasa lelah dan frustasi, terutama jika mereka tidak lolos setelah melalui beberapa tahap.
Proses yang bisa mempersulit pencarian pekerjaan, misalnya dengan penggunaan software perekrutan (ATS) yang secara otomatis menyaring kandidat berdasarkan kata kunci tertentu dalam CV. Banyaknya tahapan yang membutuhkan persiapan dan waktu yang tidak sedikit. Waktu tunggu yang lama antara tahapan perekrutan, membuat pencari kerja harus menunggu keputusan perusahaan untuk waktu yang lama.
3. Kualifikasi yang Terlalu Tinggi atau Rendah
Kadang-kadang, pencari kerja kesulitan menemukan pekerjaan karena kualifikasi mereka tidak sesuai dengan yang dicari oleh perusahaan. Beberapa pencari kerja mungkin memiliki kualifikasi yang terlalu tinggi (overqualified) untuk pekerjaan yang mereka lamar, dan perusahaan takut mereka akan cepat bosan atau mencari pekerjaan lain. Sebaliknya, ada juga pencari kerja yang merasa tidak cukup memenuhi persyaratan yang diinginkan perusahaan, sehingga merasa sulit untuk mendapatkan panggilan wawancara.
Misalnya saja ada kandidat dengan gelar pendidikan tinggi yang melamar untuk pekerjaan entry-level, membuat perusahaan ragu-ragu karena khawatir mereka tidak akan bertahan lama di posisi tersebut. Sebaliknya, pencari kerja tanpa gelar atau sertifikasi tertentu mungkin ditolak karena dianggap tidak memenuhi syarat meski mereka memiliki pengalaman kerja yang relevan.
4. Kurangnya Jaringan Profesional
Dalam banyak kasus, jaringan profesional atau networking dapat memainkan peran penting dalam mendapatkan pekerjaan. Sering kali, orang yang memiliki kontak dalam industri yang relevan lebih mudah menemukan lowongan pekerjaan yang mungkin tidak diiklankan secara terbuka. Bagi mereka yang tidak memiliki jaringan atau koneksi yang kuat, mencari pekerjaan bisa menjadi lebih sulit.
Alasan mengapa jaringan profesional penting yaitu, banyak pekerjaan ditemukan melalui rekomendasi internal, yang berarti tidak semua lowongan dipublikasikan. Jaringan yang baik dapat memberikan informasi tentang lowongan yang belum dibuka secara umum. Selain itu, kontak profesional dapat memberikan referensi yang kuat kepada perusahaan.
5. Perubahan dalam Industri
Industri tertentu mengalami perubahan signifikan yang mempengaruhi ketersediaan pekerjaan. Misalnya, dengan adanya digitalisasi, beberapa jenis pekerjaan menjadi kurang relevan atau bahkan hilang sama sekali. Ini membuat banyak pekerja harus beradaptasi atau beralih ke karier lain yang mungkin membutuhkan keterampilan baru, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang mereka.
Contoh perubahan yang mempengaruhi pencarian kerja, misalnya pekerjaan di industri manufaktur yang menurun karena otomatisasi mesin ata perubahan besar di industri media, dengan banyak pekerjaan beralih dari media cetak ke digital.
6. Kurangnya Kesiapan Mental dan Motivasi
Mencari pekerjaan juga bisa menjadi proses yang melelahkan secara mental. Setelah beberapa kali mengalami penolakan atau tidak mendapat panggilan wawancara, seseorang bisa kehilangan motivasi atau merasa kurang percaya diri. Hal ini dapat mempengaruhi cara mereka melamar pekerjaan dan berinteraksi dengan calon pemberi kerja.
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi pencarian kerja, misalnya kecemasan dan stres selama proses pencarian kerja, hilangnya kepercayaan diri setelah penolakan berulang kali atau rasa lelah dan frustasi yang membuat pelamar kehilangan semangat untuk terus mencoba.
7. Situasi Ekonomi
Kondisi ekonomi juga memainkan peran penting dalam mempengaruhi kesulitan mencari pekerjaan. Ketika ekonomi mengalami resesi atau krisis, banyak perusahaan yang mengurangi jumlah karyawan atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini mengakibatkan lebih banyak orang bersaing untuk lebih sedikit posisi yang tersedia.
Faktor ekonomi yang ikut mempengaruhi, diantaranya perusahaan membatasi perekrutan atau menunda pencarian karyawan baru saat kondisi ekonomi tidak menentu dan pasar kerja menjadi lebih kompetitif saat tingkat pengangguran tinggi. Industri tertentu mungkin mengalami penurunan atau ketidakpastian yang membuat pencari kerja lebih sulit menemukan lowongan kerja yang stabil.
Tidak hanya itu, lokasi geografis juga dapat menjadi hambatan dalam mencari pekerjaan. Di beberapa daerah, lowongan pekerjaan terbatas dan jenis pekerjaan yang tersedia mungkin tidak sesuai dengan kualifikasi atau minat pencari kerja. Sementara di kota-kota besar, meskipun lebih banyak peluang, kompetisi juga lebih ketat.
Contoh tantangan lokasi, misalnya di daerah pedesaan atau terpencil mungkin memiliki lebih sedikit peluang kerja di sektor yang diinginkan. Biaya hidup yang tinggi di kota besar juga bisa menjadi penghalang, terutama jika pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan pengeluaran.
Mencari lowongan kerja adalah proses yang menantang karena berbagai faktor. Untuk itu, Anda perlu meningkatkan peluang mendapatkan pekerjaan, dengan mengasah keterampilan, membangun jaringan, dan meningkatkan kesiapan mental dalam menghadapi tantangan di pasar kerja.